Kamis, 14 November 2013

Mengenal Gaya dalam Panjat Tebing

Style Rock Climbing
Mengenal Gaya didalam panjat tebing menyangkut metode dan peralatan serta derajat petualangan dalam suatu pendakian. Petualangan berarti tingkat ketidakpastian hasil yang akan dicapai. Gaya harus sesuai dengan pendakian. Gaya yang berlebihan untuk tebing yang kecil, sebaik apapun gaya tersebut akhirnya menjadi gaya yang buruk.  Mendaki secara alamiah dengan bantuan teknis terbatas adalah gaya yang baik. Kita harus bekerja sama denga tebing, jangan memaksanya. Kita dapat menggunakan point-point alamiah seperti batu, tanduk (horn), pohon, atau pada batu yang terjepit didalam celah (Chockstone). Akhirnya kita sampai pada pendakian sendiri, tanpa menggunakan tali, Maksudnya adalah menyesuaikan gaya dengan pendakian dan kemampuan diri. Gaya yang baik adalah persesuaian yang sempurna – penapakan dari dua sisi yang baik antara ambisi dan kemampuan. Tidak ada pendakian yang sama. Standar yang baik selalu dapat diterapkan dan juga memungkinkan penyelesaian menjadi kepribadian masing-masing rute. Itulah prinsip pendakian pertama kita tadi. Prinsip tersebut dapat membimbing kita dalam masalah gaya dan etika. Kita telah memiliki standar minimum yang telah siap dan tersedia untuk dijadikan sasaran. Penerimaan terhadap prinsip ini memungkinkan kita untuk meniadakan pertentangan pendapat tentang gaya umum. Keuntungan lain adalah gaya dari pendakian pertama adalah gaya yang layak, dan memberikan keuntungan psikologis kepada pendaki-pendaki berikutnya bahwa rute tersebut, paling tidak, pernah dicoba. Dengan menghargai orang-orang yang menyelesaikannya, dan memperlihatkan bahwa kita paham akan nilainya, serta menganggap pendakian mereka sebagai suatu hasil karya, maka pendakian meraka bukanlah sesuatu yang harus dikalahkan. Dalam bukunya How to Rock Climb: Face Climbing, John Long menguraikan dan membuat klasifikasi yang lebih sempit mengenai beberapa gaya yang ada, di antaranya adalah : 
  1. Onsight Free Solo : Istilah onsight berarti memanjat suatu jalur tanpa pernah mencoba dan juga belum pernah melihat orang lain memanjat dijalur tersebut. Jadi jalur tersebut dipanjat tanpa informasi apa-apa. Sedangkan solo berarti tanpa tali. Jadi onsight free solo berarti pemanjatan tali untuk pertama kali bagi seorang pemanjat tanpa informasi apa-apa.
  1. Free Solo : Pemanjatan suatu jalur tanpa menggunakan tali, tapi pernah mencoba walaupun belum hapal benar jalur tersebut.
  1. Worked Solo : Pemanjatan tanpa tali dengan sebelumnya pernah mencoba berkali-kali sampai benar-benar hapal mati seluruh bentuk permukaan tebing.
  1. Onsight Flash / Vue : Memanjat suatu jalur tanpa pernah mencobanya, melihat pemanjat lain dijalur yang sama, juga tak pernah mendapat informasi apa-apa. Memanjat dengan menggunakan tali sebagai perintis jalur (leader) dan memasangpengaman (running belay). Pemanjat juga tidak sekalipun jatuh dan tidak mengambil nafas/istirahat disepanjang jalur.
  1. Beta Flash : Pemanjatan tanpa mencoba dan melihat orang lain memanjat dijalur tersebut, namun telah mendapat informasi tentang jalur dan bagian-bagian sulitnya (crux). Pemanjat kemudian memanjatnya tanpa jatuh dan tanpa istirahat sepanjang jalur.
  1. Déjà vu : Seorang pemanjat sudah pernah memanjat suatu jalur sekian tahun sebelumnya dan gagal menuntaskannya. Setelah sekian tahun itu, dengan kemampuan memanjat yang lebih baik , ia kembali dengan hanya sedikit ingatan tentang jalur tersebut dan berhasil menuntaskan jalur pada percobaan pertama.
  1. Red Point : Memanjat suatu jalur yang telah dipelajari dengan sangat baik, tanpa jatuh dan memanjat sambil memasang pengaman sebagai perintis jalur.
  1. Pink Point : Sama dengan red point hanya semua pengaman telah dipasang pada tempatnya
  1. Brown Point : Ada beberapa macam untuk kategori ini, misalnya seorang pemanjat merintis suatu jalur, lalu jatuh dan menarik tali, kemudian meneruskan pemanjatan dari titik pengaman terakhir ia jatuh (hangdogging). Pemanjatan dengan top rope juga termasuk dalam kategori ini. Lalu ada lagi pemanjatan dengan bor pertama dipasang terlebih dahulu. Sebenarnya masih banyak lagi yang masuk dalam kategori ini. Seluruh kategori ini menceritakan berbagai taktik, strategi, atau trik untuk mempelajari sekaligus mencoba menuntaskan suatu jalur.
Setelah begitu banyak melihat gaya pemanjat dalam menuntaskan jalur,kita dapat dapat membandingkan mana yang lebih sulit. Dengan begitu dapat pula dibandingkan perbedaan kemampuan seorang pemanjat.

Senin, 28 Oktober 2013

JENIS TANAMAN LANGKA DI INDONESIA

INFO PECINTA ALAM

Jenis Tanaman  Langka  di Indonesia merupakan tanaman yang tumbuh di berbagi wilayahn di indonesia yang mengkin saja saat ini sulit dan dan bahkan hampir tidak bisa di temukan lagi. Jenis Tanaman  Langka  di Indonesiatersebut juga menjadi Icon tersendiri di wilayah dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Hal ini dibuktikan dengan adanya tumbuhan tersebut banyaknya pengunjung atau Turis lokal yang sengaja ingin melihat langsung Tumbuhan Langka tersebut dan tentu pastinya hanya tumbuh di wilayah tersebut sehingga menjadi daya tarik tersediri.

Beberapa Jenis Tanaman  Langka  di Indonesia yang menjadi bahan Artikel untuk saat ini , yakni :
  • Jelutung (dyera sp) Tumbuhan Langka ini memiliki ketinggian pohon bisa mencapai 75m dengan diameter batang 159cm. Biasa tumbuh di hutan dengan tanah berpasir dan perbukitan dengan ketinggian 400m. Getahnya bisa digunakan untuk membuat permen karet dan kayunya bisa digunakan untuk membuat perabotan. Distribusi di Thailand, semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Di Indonesia terkenal dengan nama Jelutong atau Pantung
  • Bantal sulam (palaquium walsurifolium) Diameter pohon sekitar 45cm dan dapat tumbuh hingga tingginya mencapai 45m. Biasanya tumbuh di rawa gambut atau kawasan dengan ketinggian sekitar 1000m diatas permukaan laut. Penyebarannya di semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan Timur. Di Kalimantan Jenis Tanaman  Langka  ini lebih dikenal dengan nama Beitis, Margetahan, Nyato, Nyatoh, Nyatoh Jangkar. 
 
  • Bayur (pterosperium Javanicum Jungh) Ketinggian pohon bisa mencapai 59m dan diameter batang bisa sampai 54cm, Bisa tumbuh di ketinggian 600m di daerah pegunungan namun juga kadang bisa ditemukan di daerah batu gamping. Jenis Tanaman  Langka  ini biasa digunakan dalam konstruksi rumah maupun untuk furniture. Distribusi penyebarannya di India, Serawak, Sabah, Tengah, dan Kalimantan Timur. Di Kalimantan Timur terkenal dengan nama Bayur.
 
  • Bulian (eusideroxylon zwageri) Jenis Tanaman Langka ini memiliki Tinggi sekitar 36m dengan diameter batang 95cm. Bisa tumbuh di lahan dengan ketinggian 600m yang biasanya terdapat di lereng bukit dengan jenis tanah yang berpasir. Jenis kayu ini sangat kuat, tahan lama, dan bisa digunakan untuk konstruksi berat. Pendistribusian di Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Filipina, dan Maluku. Terkenal dengan nama Belian, Belian Timun, Betian, Talion Bening, Tebelian Geriting, Telianoii, Teluyan, Ulin, Ulin Bening, Ulion. 
 
  • Akar Karak (ficus uniglandulosa wall) Tinggi pohon hanya sekitar 14m dengan diameter batang sekitar 15cm. Batangnya berwarna putih dan bergetah. Biasa tumbuh di ketinngian 1700m. seringnya di sepanjang aliran sungai dan lereng bukit. Jenis Tanaman  Langka  ini Terkadang juga bisa ditemukan di batu kapur, tanah berpasir, dan tanah liat. Distribusi tumbuhnya di burma, thailand, semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, dan Filipina. Terkenal dengan nama Akar Karak, Kara, atau Wa Punot. 
 
    • Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) : (Bunga bangkai tidak termasuk dalam famili Arecaceae (Palmae) melainkan dalam famili Araceae (talas-talasan) 7. Anggrek Larat nggrek Larat yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Cooktown Orchid, berkerabat dekat dengan beberapa jenis anggrek lainnya seperti Anggrek Merpati, Anggrek Albert, Anggrek Stuberi, Anggrek Jamrud, Anggrek Karawai, dan Anggrek Kelembai. Dalam bahasa latin Jenis Tanaman  Langka ini dikenal sebagai Dendrobium phalaenopsis dengan sinonim Vappodes phalaenopsis, dan Dendrobium bigibbum.
     
      • Anggrek tebu Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya Jenis Tanaman  Langkaini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.
        • Kantong semar Merupakan Jenis Tanaman  Langka karnivora Sewaktu daun masih muda, Kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.
          • Tengkawang Tengkawang (Shorea spp.) adalah nama buah dan pohon dari genus Shorea yang buahnya menghasilkan minyak nabati. Pohon Tengkawang hanya terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil Sumatera. Dalam bahasa Inggris, Jenis Tanaman  Langka langka ini dikenal sebagai Illepe Nut atauBorneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Barat. 

          ISTILAH - ISTILAH DALAM KEGIATAN PANJAT TEBING


          Istilah Panjat Tebing
          Ada beberapa Istilah - Istilah dalam Kegiatan Panjat Tebing yang tentunya sangat penting untuk di ketahui apalagi bagi para Climber baik itu pemula maupun yang sekedar Gemar melakukan Aktifitas Panjat Tebing.

          Adapun Istilah - Istilah dalam Kegiatan Panjat Tebing tersebut, Yakni :
          • Aid Climbing ; Suatu tehnik memanjat tebing dengan menggunakan alat-alat untuk menambah ketinggian. Seperti ascender, tali statis, stirrup dan lainnya. 
          • Cheater Stick ; Dapat secara kasar sebagi si tongkat curang. adalah sejenis pengait yang dapat dihubungkan dengan dengan runner/carabinner, dengan begini pemanjat dapat melewatkan beberapa pengaman tetap (hanger)
          • Chiken Bolt ; Baut yang ditempatkan oleh pemanjat awal, karena tak cukup berani memanjat suatu bagian tebing tertentu tanpa tambahan baut tebing.
          • Cow's Tail ; Sling webbing atau prusik. ujung satunya dikaitkan pada harness, ujung lainnnya dapat dikaitkan pada runner/hanger untuk beristirahat
          • Daisy Chin ; Webbing sepanjang lebih kurang 1 m, yang dijahit dan mempunyai beberapa loop sepanjang selebar 5 cm. Berguna untuk membebaskan runner dengan mengaitkannnya pada runner. Kelebihannnya jarak dari runner, dapat diatur sesuai kebutuhan.
          • Expanding ; Bentuk permukaan batuan tebing, biasnya berupa serpihanyang meregang atau bergerak ketika pengaman yang terpasang terbebani
          • Hanging Belay : Mengamankan pemanjat secara menggantung, disebabkan karena tak adanya teras pada tebing
          • Hauling : Menaikkan atau menurunkan peralatan dengan sistem katrol menggunakan pulley. Biasanya dilakukan dalm multipitch climbing, setelah leader menyelesaikan satu tahapan pemanjatan
          • Jugging : Umum disebut ascending /prusikking. Tehnik meniti tali dengan ascender.
          • Jump Testing : Metode menguji pengaman/runner yang telah terpasang. Caranya dengan menempatkan etrir/stirrup pada pengaman, kemudian injak loop terakhir, sentakkan dengan lompatan-lompatan kecil
          • Manky/Dicey : Batu atau piton yang goyah dam membahayakan.
          • Pendulum : Gerakan mengayun secara horisontal. Umumnya untuk perpindahan dari sisi tebing ke sisi sampingnya, dikarenakan tak ada lagi cacat batuan yang bisa dijadikan tumpuan pemanjatan.
          • Portaledge : Sejenis velbed, yang digantung pada pengaman/hanger. Berguna untuk beristirahat
          • Rivet : Sejenis sekrup dari baja, ditempatkan (diketuk dengan palu tebing) ke dalam lubang tebing yang datar, untuk menjepi rivet hanger. Lebih efesien dari baut tebing, namun tak cukup aman dan kuat
          • Rivet Hanger : Kabel baja berbentuk dua loop yang menyilang, dikaitkan pada rivet (baut tebing)
          • Rurp : Singkatan dari Realized Ultimate Reality Piton. Sebentuk baja tipis sebesar perangko. Dipasang pada celah sempit dan dangkal.
          • Siege Tactic : Tehnik pemanjatan multipitch (banyak tahapan) menggunakan tali tetap (fixed rope). Pada sistem ini perintis jalur dapat turun dan bermalam. Lalu melakukan jugging/prusikking sampai titik terakhir yang dicapai, kemudian melakukan lead climber lagi.
          • Single Push Tactic ; Kebalikan dari Siege Tactic, dimana pemanjat bermalam pada titik terkahir, lalu meneruskannnya
          • Stacking : Mengganjal /menumpuk beberapa piton, berlawanan arah. Ini dilakukan karena celah terlalu lebar untuk satu piton dan tak ada lagi titik yang dapat dijadikan tumpuan pengaman
          • Tag Line : Tali yang digunakan untuk mengendalikan haul bag (tas yang digunakan untuk membawa peralatan) saat melakukan tehnik hauling
          • Tension Traverse : Memanjat bebas ke arah samping dengan menegangkan (tension) tali panjat
          • Tie-Off : Webbing 0,5 inch yang dibuat lingkaran pendek untuk dikaitkan pada piton yang masuk seluruhnya ke dalam celah tebing. Sedang piton yang dilingkari disebut tied-off
          • Tenching : Membor atau memahat pada sudut tebing yang polos (blank) untuk menempatkan alluminium head atau copperhead 
          • Zippering : Pemanjat terjatuh dan sebarisan pengaman/ runner tercabut atau terlepas dari posisinya

          PERLENGKAPAN DAN PERALATAN STANDAR MENDAKI GUNUNG

          INFO PECINTA ALAM

          Perlengkapan dan Peralatan Standar Mendaki Gunung yang di butuhkan untuk pendakian gunung ada dua jenis yaitu pendakian yang bersifat indivual atau perorangan dan ada juga yg bersifat kelompok atau team. Baik kelompok kecil ataupun besar. Semua itu membutuhkan persiapan juga kelengkapan yang yang cukup agar tidak terjadi hal yg tidak kita alami selama di lapangan atau dalam rimba. 

          Adapun Perlengkapan dan Peralatan Standar Mendaki Gunung yg bersifat Individual dan team adalah sebagai berikut :

          Perlengkapan dan Peralatan Individual :
          • Carrier / ransel 
          • Boypack ( tas kecil ) 
          • Matras 
          • SB ( Sleeping Bag ) 
          • Sepatu treking ( sepatu gunung ) / sandal gunug 
          • Ponco / jas hujan / rain coat  
          • Jaket / sweeter 
          • Celana lapangan + baju lapangan 
          • Perlengkapan mandi 
          • Pakaian ganti 
          • Kaus kaki + Sarung tangan 
          • Masker + kupluk 
          • P3K 
          • Alat tulis Peluit , lampu senter  
          • Cermin 
          • Plastic besar

          Perlengkapan dan Peralatan Kelompok / Team  :
            • Tenda dome 
            • Kompor · Kompor gas · Trangia paraffin · Kompor minyak · Kompor spritus Kompor ini bisa di pilih dan di pakai salah satu. 
            • Bahan bakar · Minyak tanah · Bahan bakar padat ( paraffin ) · Abu gosok · Kertas Korek api 
            • Peralatan navigasi · Peta topografi · Kompas · GPS · Pinokular · Penggaris , busur derjat, pensil, dll 
            • Parang / golok tebas 
            • Webbing , tali pramuka, tali plastic
            • Perlengkapan masak dan makan · Piring · Sendok + garpu · Canggir · Nice thing · Tissue · Victorinox / pisau multi, pisau lipat, dll, 
            • Logistic / bahan makanan 
            • Perlengkapan P3K · Perban , Handiplas / plaster, · Obat flu + obat sakit kepala + obat merah · Minyak krim pereda otot · Oralit / obat diare · Gunting kecil, pisau lipat dll, 
            • Plastic / kantung sampah jangan pernah meninggalkan sampah yang kita bawa. hutan tak kan tecemari juka bukan ulah kita sendiri.

             Catatan :
            • Bawalah Perlengkapan dan Peralatan Mendaki Gunung yang seperluhnya saja, Membawa Peralatan atau Perlengkapan yang tidak sesua standar Perlengkapan dan Peralatan Standar Mendaki Gunung akan menyulitkan sendiri saat mendaki Gunung
            • Jangan hanya  Perlengkapan dan Peralatan Standar Mendaki Gunung yang diutamakan dan slalu diingat untuk dibawah pulang tetapi TOLONG bawalah sampah bekas makanan ataupun sisa makanan , jika tidak sempat setidaknya simpan ditempat yang bisa tau memungkinkan untuk dibakar (Ingat ...jangan sampai Hutan ikut terbakar).

            PERALATAN PANJAT TEBING


            Peralatan Panjat Tebing atau Alat yang digunakan dalam Aktifitas Rock Climbing saat ini sudah berkembang pesat baik dari sisi Kualitas maupun dari segi kuantitas, perkembangan itu dapat dilihat dari maraknya Galery atau Tokoh yang menjual berbagai macam peralatan Adventure yang tentunya didalamnya terdapat juga Peralatan Panjat Tebing. Membeludaknya Peralatan Panjat Tebing tersebut memberikan dampak secara langsung terhadap perkembangan kegiatan Kepecinta Alaman di indonesia.

            Peralatan Panjat Tebing yang biasanya digunakan secara umum dalam Aktiftas Rock Climbing dibagi dalam dua, yakni :
            1. Peralatan Non Logam 
                Peralatan Non Logam umumnya terbuat dari bahan serat Sintesis seperti : Nylon 6, Spectra
                Misalnya : Harnes, Sling, Flootloop, Chalkbag, Protektor.
            2. Peralatan Logam
                Peralatan Logam ini dibagi lagi berdasarkan bahan Bakunya, yaitu :
                ~ Peralatan yang dibuat dari besi basa, seperti Piton Mailon Rapide
                ~ Peralatan yang terbuat dari Logam campuran seperti Aluminium Alloy. Misalnya Carbiner, Pulay

            Umumnya Peralatan Umum yang digunakan Sebagai Peralatan Pribadi , Yakni Harnes, SRT set, Head Lamp dan peralatan Tali Temali (Karmantel dan webing), BeberapaPeralatan Panjat Tebing yang dibagi Menurut fungsinya Yakni :
            • Tali Karmantel berfungsi untuk melindungi pendaki dari kemungkinan Jatuh sampai menyentuh atanah atau biasanya disebut Freefall. Karmantel dibagi dalam beberapa jenis, seperti :(Tali serat alam, Hawser laid, Core dan Sheat Rope). Karmantel juga dibedakan menjadi dua bagian dilihat dari bahannya, seperti Karmantel elastis dan Dinamis.
            • Harnes berfungsi sebagai pengaman  tubuh dan mengurangi rasa sakit saat hendak memanjat dibandingkan dengan menggunakan Harnes Buat seperti Webing dll. Harnes dibagi menjadi beberapa jenis, seperti Harnes Full Body, Seat Harnes dan Harnes Webing.
            •  Calkbag dan Magnesium berfungsi sebagai temapt penyimpanan Mangnesium, sedangkan mangnesium berfungsi sebgai perekat atau biasanya disebut Tepung anti keringat , dimana digunakan sebelum memenjat agar tangan tidak keringat saat memanjat.
            • Shoes/Sepatu berfungsi sebagai alas kaki dan pengaman saat memanjat agar kaki tidak sakit saat menginjak atau berpijak pada point atau dinding yang tajam atau licin.
            • Carbiner / Cinci Kait, Berfungsi sebagi alat yang menghubungkan peralatan yang satu dengan peralatn yang lainya, sehingga sewaktu dilepas akan lebih memudahkan, Carbiner ini dibagi dalam beberapa bentuk, seperti Carbiner Oval, Delta, Screw (Ulir), Non Screw dan Otomatis.
             
            • Mailon Rapid, adalah sebuah carbiner fungsinya sama dengan Carbiner Umum lainya, hanya Carbiner ini biasanya digunakan dalam kegiatan penelusuran Gua, Alat ini terbuat dari Aluminium Alloy, dibagi berdasarkan bentuknya, yakni : Oval, Delta dan Half Moon / Semi Circular.
            • Ascender , merupakan peralatan mekanik yang digunakan sebagai alat untuk Menaiki suatu lintasan tali, serta dapat juga digunakan selain Menaiki lintasan dalam kondisi tertentu. Peralatn ini di bagi menjadi 2 bagian, yakni , Menurut Peganganya : Heandle Ascender ( SRT, Petzl Expedition dan Ascention)  dan Non Heandle Ascender ( Petzl Basic, Croll, Gibbs Shunt).Menurut Prinsip Kerja Gigi/Camnya :Sprung Cam (Petz Basic dan Croll) dan Cam Loaded (Gibbs Shunt dan Hiebler).
             
            • Descender meruapak peralatan yang digunakan untuk menuruni tali. Cara menuruni tali tersebut biasanya disebut descendering atau Abseiling Rappeling. Yang berfungsi menaha laju alat dengan tali. Descender dibagi menjadi Dua macam berdasarkan cara kerjanya , yakni Bekerja Automatis seperti, Autstp, Ewis dan Bekerja Manual.
             
            Peralatan Panjat Tebing diatas hanyalah sebagian saja, yang biasa atau umum digunakan dalam Panjat Tebing atau Rock Climbing. jika melihat dari Sejarah Rock Climbing tentunya Peralatan Panjat Tebing pun juga semakin banyak dan semakin Modern.

            Kode Etik Pecinta Alam Se- Indonesia

            Kode Etik Pecinta Alam Se- Indonesia merupakan aturan bagi seluruh Pecinta Alam di Indonesia bagi yang mendedikasikan dirinya sebagai Pecinta Alam yang benar-benar Pecinta Alam Sejati.


            Kode Etik Pecinta Alam Se- Indonesia berisi teks seperti berikut :
            • Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
            • Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawabnya Terhadap Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air.
            • Pecinta Alam Indonesia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang mencintai Alam sebagai anugrah tuhan Yang Maha Esa.

            Sesuai dengan hakekat Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia di atas, Maka kami dengan kesadaran menyatakan :
            1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
            2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya
            3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
            4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya
            5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
            6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
            7. Selesai. 

            Disyahkan bersama dalam forum
            Gladian Nasional IV di Ujung Pandang
            Tanggal 28 Januari 1974